Rahmat Limpah Ruah Tiap HariSampel

Rencana dan Penyediaan Allah
Dalam setiap musim kehidupan, kita kadang merasa tersesat dan mulai mempertanyakan panggilan atau tujuan hidup kita.
Aku pun pernah berada di musim seperti itu. Bergumul dengan Tuhan.
Di tengah pergumulan itu, entah mengapa, aku teringat dosenku dulu di Singapore Bible College—Rev. Dr. Henry Baldwin. Sudah lebih dari dua dekade berlalu (meskipun aku tidak sempat menyelesaikan studi 😊). Aku mencoba mencarinya di situs sekolah, tapi tidak menemukan jejak apa pun.
Suatu hari, aku memutuskan untuk mencari namanya di Google. Ternyata, aku menemukan sebuah situs sederhana milik gereja di Amerika Serikat. Aku pikir, kenapa tidak? Lalu aku kirim email ke gereja itu, meskipun tanpa harapan besar. Aku bahkan tidak yakin apakah itu orang yang sama 😊.
Tak lama kemudian, aku menerima balasan yang mengejutkan dan menyenangkan darinya! Ia berbagi sedikit tentang perjalanannya sejak meninggalkan Singapura. Kini, ia sudah semi-pensiun dan melayani sebagai Archdeacon, membimbing para imam Anglikan di New York. Dengan nada kebapakan, ia bertanya—tentu hanya jika aku bersedia—apakah aku mau berbagi tentang perjalanan hidupku.
Aku pun menulis balasan panjang, mengucap syukur atas berkat Tuhan, tapi juga jujur tentang kegelisahanku. Aku menyebutkan bahwa hidupku terasa “biasa saja”—dengan nada kecewa yang halus, merasa belum mencapai banyak hal seperti orang lain.
Tak lama kemudian, ia membalas. Ia tidak menggurui. Kata-katanya lembut, seperti dulu saat ia memberi komentar di lembar tugas kuliahku. Ia hanya menulis:
Henry,
Cerita yang indah! Ini benar-benar tonggak kesetiaan Tuhan.
Minggu depan saya akan berkhotbah dari Keluaran 16:2–15. Dan firman yang Tuhan berikan kepada saya adalah ini:
Tuhan punya rencana bagi kita. Ia akan menyediakan segala yang kita butuhkan untuk menjalankan rencana itu. Kita tidak membutuhkan penyediaan lain. Saya tidak perlu meminta Tuhan untuk memenuhi rencana orang lain dalam hidup saya—karena rencana-Nya bagi saya dan penyediaan-Nya untuk rencana itu adalah semua yang saya perlukan untuk menyenangkan hati-Nya.
Tuhan memberkati!
Saat aku membaca email itu, mataku berkaca-kaca. Hatiku tersentuh dalam. Aku sadar—fokus kita hanya perlu tertuju kepada Yesus, dan Dia sudah cukup. Jika Dia punya panggilan dan tujuan yang unik bagi kita, kita bisa percaya bahwa Dia akan menyediakan segala yang kita perlukan untuk menjalankannya.
Seperti yang tertulis dalam Keluaran 16, ketika bangsa Israel bersungut-sungut di padang gurun, Tuhan tetap setia menyediakan manna dari langit.
"Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu."
(Keluaran 16:4a, TB)
Dan seperti yang Paulus tulis:
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."
(Filipi 4:19, TB)
Kita tidak perlu hidup untuk memenuhi rencana orang lain. Kita dipanggil untuk berjalan dalam rencana Tuhan bagi kita—dan penyediaan-Nya cukup. Kita tidak kekurangan. Kita tidak tertinggal. Kita tidak terlupakan.
Tuhan punya rencana untuk kita masing-masing. Dan Dia sendiri yang akan memampukan kita untuk menjalankannya.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Hidup jarang terbentuk dari momen-momen besar yang dramatis. Lebih sering, ia dibentuk oleh alarm pagi yang berbunyi terlalu cepat, daftar tugas yang belum selesai, dan detik-detik keraguan yang muncul di antara rapat dan waktu makan. Di tengah kesibukan, pergumulan dan tekanan, Tuhan hadir di tengah langkah kecil kita, di antara tugas-tugas yang belum selesai, di dalam keheningan yang kita anggap sepele. Dan di sanalah, kasih karunia-Nya menyapa. Kasih karunia Tuhan cukup—karena kasih karunia-Nya memberi segalanya. Ia tidak menahan apa pun. Ia tidak memberi setengah hati. Ia mencurahkan sepenuhnya.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: www.thehopemessage.com